Curahan hati si
wanita,
Sungguh
aku tak tau apa yang harus kuperbuat. Wanita itu begitu pantas untukmu. Dia
wanita sempurna. Dia tak kalah cantik dengan wanita asli Jepang. Kulitnya putih
seputih batu pualam. Wajahnya jernih sejernih air. Bibirnya merah merona bahkan
tanpa polesan lipstick. Tubuhnya indah, seindah peragawati yang sering aku
lihat di pagelaran busana para perancang yang terkenal itu. Kakinya, ya Tuhan,
kakinya itu impian para wanita.
Sungguh
betapa aku merasa sungguh tak sebanding dengan dirinya. Dirinya bidadari yang
turun dari kahyangan, diutus sang dewa hanya untuk memanimu sepanjang hidupmu.
Kau yang begitu tampan rupawan. Tubuhmu begitu sangat menarik karena kau tak
pernah melewatkan jadwal gym-mu.
Aku
tak berdaya melihat kalian. Aku begitu hancur hingga aku lupa caranya
mengatakan kepadamu bahwa aku begitu tersiksa. Kau memintaku menjadi fotografer
prewed kalian. Apakah ini caramu menghancurkan aku yang telah hancur? Tak
cukupkah hatiku hancur? Aku harus bagaimana?
Ini
adalah perayaan Hanami, perayaan mekarnya bunga sakura, di awal bulan April.
Bagaimana aku harus bersikap? Kalian begitu sempurna satu sama lain. Apakah kau
sengaja memilih Hanami? Tak ingatkah kau perayaan Hanami tahun lalu? Kau dan aku
disini, bersama, berpelukan, mengucap janji takkan ada cinta lain selain
diriku. Namun apa sekarang?
Dia
menggunakan yukata yang sangat indah. Yukata yang dulu pernah sangat amat
kuinginkan. Yukata berwarna biru langit dengan motif bunga sakura yang sedang
gugur. Yukata itu sangat pas melekat di tubuhnya. Dia sangat anggun dengan
payung yang kau lukis sendiri, dulu itu untukku. Aku tak sanggup melihatnya!!!
Kau
memakai jas yang sengaja aku belikan untukmu tepat setahun yang lalu. Jas yang
menurutku saat itu sangat cocok untukmu, dengan berat hati ku akui pendapatku
saat itu tak salah. Kalian saling mengagumi satu sama lain.
Pandanganmu
tak teralihkan darinya sejak dia keluar dari ruang rias. Dia begitu
mempesonamu, tidakkah kau sadar? Dia berjalan begitu anggun menuju dirimu.
Memberimu senyum terbaiknya. Aku harus bekerja secara professional meski hatiku
luluh lantak, tubuhku seakan lumpuh. Aku tetap mengarahkan pose kalian agar
pemotretan ini tidak mengecewakanmu, menghargai kepercayaanmu yang sangat menghancurkanku.
Sentuhan-sentuhan
kecilmu sangat berharga untuk pemotretan ini. Aku akan menciptakan
moment-moment tak terlupakan untuk kalian, sebagai hadiah dariku tentunya. Aku
hanya ingin kalian menikmati perayaan Hanami secara natural seolah aku dan kru-kru
lain tak pernah hadir disini. Kalian sungguh menikmatinya, itulah yang
tertangkap kamera yang tak henti-hentinya membidik kalian sebagai objek.
Kau
memang seorang aktor professional. Kau bahkan sama sekali tak membutuhkan
arahanku. Sungguh bodoh diriku. Kau memang aktor yang sangat berbakat. Kau aktor
yang sangat dikagumi saat ini. Kau pantas mandapatkan nona muda nan kaya
pewaris tunggal perusahaan pertelevisian terkenal di Jepang.
Sikapmu
sangat menyiksaku. Kau memeluk gadis itu dengan pelukan memaksamu nan posesif,
ciri khasmu. Cara matamu memandangnya menyiratkan akan kebutuhan. Caramu
berbicara padanya menyiratkan penekanan-penekanan khusus. Cara tubuhmu
berbicara seolah kau takkan rela dan takkan terpisah darinya. Aku melihat
kebutuhanmu akan dirinya. Itu menghancurkanku!!!
Kau
bahkan tak segan-segan menciumnya di depanku, ciuman yang kadang sangat
memaksa. Dia pun terlihat sangat menikmati apa yang kau berikan. Dia tak
malu-malu lagi memberikan respon saat kamera menyorotmu, memberikanmu semangat tersendiri.
Aku
ingin berlari menjauh dari semua ini. Aku tak sanggup lagi Tuhan. Ini baru awal
dari siksaanmu, sangat amat menyiksaku, secara perlahan kau akan membunuhku.
Kau berencana melanjutkan pemotretan prewed ke sebuah ballroom hotel, tempat
kau akan menyelenggarakan pernikahan. Ada konsep lain yang kau persiapkan? Aku
telah melihat ruangan itu kemarin. Aku masih belum bisa menebak apa maumu.
Kau
ingin menampilkan foto-foto kalian saat menyuguhkan tarian dari negri
matador,Spanyol. Paso doble dan Tango. Hatiku berhenti berdetak saat itu juga.
Tarian ini membutuhkan kontak fisik dan chemistry yang begitu kuat, aku tak
menyangsikan kalian, aku menyangsikan kemampuan diriku sendiri untuk tetap
bertahan dengan kameraku. Kalian masuk ke ruangan setelah aku siap dengan
kameraku yang tlah aku set untuk menangkap moment-moment penting ini. Aku
berupaya keras mengatur pernafasanku. Kau menyadari ketidaknyamanku!
Musik
pengiring telah mengalun. Kau melirikku sekilas, matamu mengatakan sesuatu
kepadaku, dan aku tak mengerti isyarat matamu itu. Kau memang mahir berdansa.
Dia terlihat begitu kewalahan menghadapi aksimu. Ada sedikit senyum ku
persembahkan padamu, entah kau menyadarinya atau tidak. Kau memutarnya kesana
kemari. Membuat ombak-ombak indah dari rok yang dia kenakan. Kau membuatnya
berlutut, memohon menginginkan dirimu seutuhnya. Sungguh sebenarnya kau membuat
dia memohon, dengan amat sangat jelas aku membacanya, bahwa dia menginginkanmu.
Apakah itu sebuah tanda? Sebuah keangkuhan pria di depan wanita yang memujanya.
Irama
musik tlah berganti. Kostum kalian pun sudah berganti. Irama tango yang rancak membuat kalian
semangat, yang artinya semakin membuatku lemah hingga aku tak mengenali jenis
tango yang kalian bawakan. Tubuh kalian meliuk seirama dengan musik. Kakinya
melilit padamu menunjukkan kedekatan. Aku berusaha keras mengontrol cemburuku.
Kau menampilkan tarian favorit kita, dulu, yang mengantarkan dirimu masuk dunia
entertainment. Kalian semakin mendekat. Kameraku tak henti-hentinya menangkap
moment-moment kedekatan kalian.
Musik
tlah berhenti namun kedekatan kalian tak berhenti. Kalian menghampiriku,
melihat hasil dari hari ini. Kalian mengatakan betapa puasnya kalian akan
karyaku. Kalian tidak salah mempercayakan hal ini kepadaku. Aku memalingkan
pandanganku akan kemesraan yang kalian tunjukkan padaku.
Aku
tlah memutuskan untuk menolak permintaanmu untuk mendokumentasikan pesta
perayaan pernikahan kalian. Aku ingin menemani keluargaku merayakan festival
Doyo no Ushi no Hi. Hari berkumpulnya keluarga besar kami, memasak ikan lele
bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis dan asin, yang tak boleh
dilewatkan satu anggota keluarga pun. Memang pernikahanmu tidak dirayakan hari
itu namun aku ingin menghindar darimu, toh kesepakatan awal hanya untuk prewedbukan?
Di
hari sabtu terakhir bulan Juli, saat
festival Kembang api Sumida. Kau menyelenggarakan pesta kalian secara meriah di
hotel paling mewah di pinggir sungai Sumida ini. Aku telah jauh-jauh hari
mengirimkan foto-foto yang telah kalian pilih untuk tampil menyambut tamu
undangan kalian di loby hotel. Hotel itu begitu indah dan wangi di hiasi bunga-bunga.
Mawar putih, krisant dan lili gunung bertebaran dimana-mana. Apa alasanmu
memilih bunga-bunga ini? Yang seperti kau tahu aku menginginkan bunga-bunga ini
ada di pernikahanku. Dia bukanlah penggemar bunga-bunga ini. Dia lebih suka
mawar merah dan segala jenis anggrek.
Aku
pergi sesaat setelah kau tiba dengan jas pengantin yang begitu pas kau kenakan.
Tersirat kesedihan terpancar dari matamu, yang kau beruhasa menutupi dengan
senyum palsumu, aku-sangat-hafal. Aku berdoa untuk kebahagiaan bersama wanita
itu. Aku berpapasan dengan pengantinmu sesaat sebelum meninggalkan lobi hotel.
Dia begitu cantik dengan gaun pengantin yang sederhana namun memancarkan aura
kecantikan dan keseksian yang positif darinya. Aku yakin kalian akan menjadi
pasangan pengantin favorit tahun ini.
Aku
harus cepat menuju kantorku. Sekretarisku mennggu disana. Ada sebuah paket yang
harus aku ambil, seseorang mengirimnya untukku.
Curahan hati si
pria,
Sesungguhnya bukan hanya dirimu yang
tersiksa, aku juga tersiksa. Ini bukan keputusanku. Aku melakukan ini karena
ayahnya mengancam akan menghabisimu. Aku takut terjadi sesuatu akan dirimu. Aku
tak sanggup hidup jika harus melihatmu sengsara. Putrinya tergila-gila padaku.
Dia terobsesi padaku. Maafkan aku melibatkanmu dalam kesengsaraan ini. Tidakkah
kau lihat penderitaanku?
Aku membuat setiap moment yang kau
abadikan sesuai harapanmu, bukan harapannya. Dia sungguh tak menyukai ide-ideku,
yang dia sukai adalah diriku, tubuhku. Aku ingin setiap ingatan hanya ada dirimu seorang. Tidakkah kau lihat
betapa dia begitu liar saat paso doble? Ya, aku membuatnya sangat amat
menginginkanku. Aku ingin menunjukkan betapa liarnya dia. Betapa berbedanya dia
dengan dirimu. Kau begitu anggun dengan paso doble dan tango namun dia? Liar.
Tidak sadarkah engkau aku sungguh
sangat mencintaimu. Aku menginginkan pernikahan sama seperti impianmu. Tadinya
dia menolak, dia menginginkan nuansa merah di pernikahannya, betapa jelas
liarnya dia. Aku bersikeras, pilihanku atau tidak sama sekali! Dia menyerah
karena obsesinya.
Dia bahkan tak sadar moment-moment
kebersamaan kami hanyalah pelampiasan kekecewaanku akan berakhirnya hubungan
kita, dan anehnya dia justru suka dan tergila-gila dengan caraku
memperlakukannya.
Dia bahkan tak menyadari betapa aku
sangat memujamu, tak bisa lepas dari dirimu, bahkan bayanganmu. Aku selalu
menyebut namamu di setiap hembusan nafasku,di
setiap klimaksku, di setiap kedekatan kami. Jahatkah aku? Kejamkah aku?
Hari ini hari perayaan pesta
pernikahan kami. Lihatlah betapa ini sangat sesuai impianmu. Mawar putih,
krisant dan lili gunung, bungamu. Aku tak mengijinkannya mengambil bagian sedikitpun
dalam pesta ini. Akulah yang memegang kendali. Aku akan terus memegang kendali,
menyiksanya, bahkan dengan cara yang amat dia sukai. Akan kubuat dia begitu
memujaku, tak melupakanku walau hanya satu menit dalam seharinya. Akan kubuat
dia begitu tergantung padaku. Malam itu aku berhasil. Aku meraih kemenangan
akan kita.
Tahukah kau aku kemarin
mengirimkanmu yukata, milikmu. Sebenarnya yukata yang dia pakai adalah tiruan
dari yukata-mu. Dia menginginkan milikmu saat dia dengan lancang membuka
lemariku, lemari khusus untukmu suatu saat nanti. Miliknya sangat murahan bila
dibandingkan dengan dirimu. Aku ingin melihatmu mengenakan yukata itu lagi saat
Hanami, apa itu mungkin?
Pagi ini aku kehilangan jiwaku
dengan kepergianmu dari dunia ini untuk selama-lamanya. Aku kosong. Karyawan
hotel menemukanmu tak bernyawa di lantai kamar hotel. Tepat disebelah kamarku.
Apa yang kau perbuat. Kau menelan AS2O3, racun yang mematikan walau kau
menelannya hanya sekecil pasir. Kau memakai yukata itu. Kau berdandan sangat
cantik tapi juga sangat pucat. Kau menyebarkan banyak kelopak bunga mawar merah di seluruh lantai
kamar, bunga yang kau benci.
Aku tak tahu apa yang harus ku
perbuat. Aku lupa cara menangis. Aku orang tanpa emosi saat ini, sejak kau
meninggalkanku sendirian di dunia ini.
PS : Sang lelaki di temukan tewas , di
tempat yang sama, dengan cara kematian yang sama, dengan pakaian pengantin pria
tepat setahun peringatan kematian sang wanita.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKnpa smua komentny dhapus Naokiii???
BalasHapusApakah komentku juga nanti akan dhapus??
Knpa smua komentny dhapus Naokiii???
BalasHapusApakah komentku juga nanti akan dhapus??
iya...saia pun heran..kenapa semua komment di hapus ya??
BalasHapuskoment saia di posting yg lain juga di hapus,,kenapa sist naoki??
kepencet ,,,
BalasHapusyg punya blog lg kumat errorny,,,
n lagi kumat bodohny,,,xixixi