Kamis, 17 Januari 2013

When The Cherryblossoms Fall


Curahan hati si wanita,
Sungguh aku tak tau apa yang harus kuperbuat. Wanita itu begitu pantas untukmu. Dia wanita sempurna. Dia tak kalah cantik dengan wanita asli Jepang. Kulitnya putih seputih batu pualam. Wajahnya jernih sejernih air. Bibirnya merah merona bahkan tanpa polesan lipstick. Tubuhnya indah, seindah peragawati yang sering aku lihat di pagelaran busana para perancang yang terkenal itu. Kakinya, ya Tuhan, kakinya itu impian para wanita.
Sungguh betapa aku merasa sungguh tak sebanding dengan dirinya. Dirinya bidadari yang turun dari kahyangan, diutus sang dewa hanya untuk memanimu sepanjang hidupmu. Kau yang begitu tampan rupawan. Tubuhmu begitu sangat menarik karena kau tak pernah melewatkan jadwal  gym-mu.
Aku tak berdaya melihat kalian. Aku begitu hancur hingga aku lupa caranya mengatakan kepadamu bahwa aku begitu tersiksa. Kau memintaku menjadi fotografer prewed kalian. Apakah ini caramu menghancurkan aku yang telah hancur? Tak cukupkah hatiku hancur? Aku harus bagaimana?
Ini adalah perayaan Hanami, perayaan mekarnya bunga sakura, di awal bulan April. Bagaimana aku harus bersikap? Kalian begitu sempurna satu sama lain. Apakah kau sengaja memilih Hanami? Tak ingatkah kau perayaan Hanami tahun lalu? Kau dan aku disini, bersama, berpelukan, mengucap janji takkan ada cinta lain selain diriku. Namun apa sekarang?
Dia menggunakan yukata yang sangat indah. Yukata yang dulu pernah sangat amat kuinginkan. Yukata berwarna biru langit dengan motif bunga sakura yang sedang gugur. Yukata itu sangat pas melekat di tubuhnya. Dia sangat anggun dengan payung yang kau lukis sendiri, dulu itu untukku. Aku tak sanggup melihatnya!!!
Kau memakai jas yang sengaja aku belikan untukmu tepat setahun yang lalu. Jas yang menurutku saat itu sangat cocok untukmu, dengan berat hati ku akui pendapatku saat itu tak salah. Kalian saling mengagumi satu sama lain.
Pandanganmu tak teralihkan darinya sejak dia keluar dari ruang rias. Dia begitu mempesonamu, tidakkah kau sadar? Dia berjalan begitu anggun menuju dirimu. Memberimu senyum terbaiknya. Aku harus bekerja secara professional meski hatiku luluh lantak, tubuhku seakan lumpuh. Aku tetap mengarahkan pose kalian agar pemotretan ini tidak mengecewakanmu, menghargai kepercayaanmu yang sangat menghancurkanku.
Sentuhan-sentuhan kecilmu sangat berharga untuk pemotretan ini. Aku akan menciptakan moment-moment tak terlupakan untuk kalian, sebagai hadiah dariku tentunya. Aku hanya ingin kalian menikmati perayaan Hanami secara natural seolah aku dan kru-kru lain tak pernah hadir disini. Kalian sungguh menikmatinya, itulah yang tertangkap kamera yang tak henti-hentinya membidik kalian sebagai objek.
Kau memang seorang aktor professional. Kau bahkan sama sekali tak membutuhkan arahanku. Sungguh bodoh diriku. Kau memang aktor yang sangat berbakat. Kau aktor yang sangat dikagumi saat ini. Kau pantas mandapatkan nona muda nan kaya pewaris tunggal perusahaan pertelevisian terkenal di  Jepang.
Sikapmu sangat menyiksaku. Kau memeluk gadis itu dengan pelukan memaksamu nan posesif, ciri khasmu. Cara matamu memandangnya menyiratkan akan kebutuhan. Caramu berbicara padanya menyiratkan penekanan-penekanan khusus. Cara tubuhmu berbicara seolah kau takkan rela dan takkan terpisah darinya. Aku melihat kebutuhanmu akan dirinya. Itu menghancurkanku!!!
Kau bahkan tak segan-segan menciumnya di depanku, ciuman yang kadang sangat memaksa. Dia pun terlihat sangat menikmati apa yang kau berikan. Dia tak malu-malu lagi memberikan respon saat kamera menyorotmu, memberikanmu semangat tersendiri.
Aku ingin berlari menjauh dari semua ini. Aku tak sanggup lagi Tuhan. Ini baru awal dari siksaanmu, sangat amat menyiksaku, secara perlahan kau akan membunuhku. Kau berencana melanjutkan pemotretan prewed ke sebuah ballroom hotel, tempat kau akan menyelenggarakan pernikahan. Ada konsep lain yang kau persiapkan? Aku telah melihat ruangan itu kemarin. Aku masih belum bisa menebak apa maumu.
Kau ingin menampilkan foto-foto kalian saat menyuguhkan tarian dari negri matador,Spanyol. Paso doble dan Tango. Hatiku berhenti berdetak saat itu juga. Tarian ini membutuhkan kontak fisik dan chemistry yang begitu kuat, aku tak menyangsikan kalian, aku menyangsikan kemampuan diriku sendiri untuk tetap bertahan dengan kameraku. Kalian masuk ke ruangan setelah aku siap dengan kameraku yang tlah aku set untuk menangkap moment-moment penting ini. Aku berupaya keras mengatur pernafasanku. Kau menyadari ketidaknyamanku!
Musik pengiring telah mengalun. Kau melirikku sekilas, matamu mengatakan sesuatu kepadaku, dan aku tak mengerti isyarat matamu itu. Kau memang mahir berdansa. Dia terlihat begitu kewalahan menghadapi aksimu. Ada sedikit senyum ku persembahkan padamu, entah kau menyadarinya atau tidak. Kau memutarnya kesana kemari. Membuat ombak-ombak indah dari rok yang dia kenakan. Kau membuatnya berlutut, memohon menginginkan dirimu seutuhnya. Sungguh sebenarnya kau membuat dia memohon, dengan amat sangat jelas aku membacanya, bahwa dia menginginkanmu. Apakah itu sebuah tanda? Sebuah keangkuhan pria di depan wanita yang memujanya.
Irama musik tlah berganti. Kostum kalian pun sudah berganti.  Irama tango yang rancak membuat kalian semangat, yang artinya semakin membuatku lemah hingga aku tak mengenali jenis tango yang kalian bawakan. Tubuh kalian meliuk seirama dengan musik. Kakinya melilit padamu menunjukkan kedekatan. Aku berusaha keras mengontrol cemburuku. Kau menampilkan tarian favorit kita, dulu, yang mengantarkan dirimu masuk dunia entertainment. Kalian semakin mendekat. Kameraku tak henti-hentinya menangkap moment-moment kedekatan kalian.
Musik tlah berhenti namun kedekatan kalian tak berhenti. Kalian menghampiriku, melihat hasil dari hari ini. Kalian mengatakan betapa puasnya kalian akan karyaku. Kalian tidak salah mempercayakan hal ini kepadaku. Aku memalingkan pandanganku akan kemesraan yang kalian tunjukkan padaku.
Aku tlah memutuskan untuk menolak permintaanmu untuk mendokumentasikan pesta perayaan pernikahan kalian. Aku ingin menemani keluargaku merayakan festival Doyo no Ushi no Hi. Hari berkumpulnya keluarga besar kami, memasak ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis dan asin, yang tak boleh dilewatkan satu anggota keluarga pun. Memang pernikahanmu tidak dirayakan hari itu namun aku ingin menghindar darimu, toh kesepakatan awal hanya untuk prewedbukan?
Di hari sabtu terakhir  bulan Juli, saat festival Kembang api Sumida. Kau menyelenggarakan pesta kalian secara meriah di hotel paling mewah di pinggir sungai Sumida ini. Aku telah jauh-jauh hari mengirimkan foto-foto yang telah kalian pilih untuk tampil menyambut tamu undangan kalian di loby hotel. Hotel itu begitu indah dan wangi di hiasi bunga-bunga. Mawar putih, krisant dan lili gunung bertebaran dimana-mana. Apa alasanmu memilih bunga-bunga ini? Yang seperti kau tahu aku menginginkan bunga-bunga ini ada di pernikahanku. Dia bukanlah penggemar bunga-bunga ini. Dia lebih suka mawar merah dan segala jenis anggrek.
Aku pergi sesaat setelah kau tiba dengan jas pengantin yang begitu pas kau kenakan. Tersirat kesedihan terpancar dari matamu, yang kau beruhasa menutupi dengan senyum palsumu, aku-sangat-hafal. Aku berdoa untuk kebahagiaan bersama wanita itu. Aku berpapasan dengan pengantinmu sesaat sebelum meninggalkan lobi hotel. Dia begitu cantik dengan gaun pengantin yang sederhana namun memancarkan aura kecantikan dan keseksian yang positif darinya. Aku yakin kalian akan menjadi pasangan pengantin favorit tahun ini.
Aku harus cepat menuju kantorku. Sekretarisku mennggu disana. Ada sebuah paket yang harus aku ambil, seseorang mengirimnya untukku.
Curahan hati si pria,
            Sesungguhnya bukan hanya dirimu yang tersiksa, aku juga tersiksa. Ini bukan keputusanku. Aku melakukan ini karena ayahnya mengancam akan menghabisimu. Aku takut terjadi sesuatu akan dirimu. Aku tak sanggup hidup jika harus melihatmu sengsara. Putrinya tergila-gila padaku. Dia terobsesi padaku. Maafkan aku melibatkanmu dalam kesengsaraan ini. Tidakkah kau lihat penderitaanku?
            Aku membuat setiap moment yang kau abadikan sesuai harapanmu, bukan harapannya. Dia sungguh tak menyukai ide-ideku, yang dia sukai adalah diriku, tubuhku. Aku ingin setiap ingatan  hanya ada dirimu seorang. Tidakkah kau lihat betapa dia begitu liar saat paso doble? Ya, aku membuatnya sangat amat menginginkanku. Aku ingin menunjukkan betapa liarnya dia. Betapa berbedanya dia dengan dirimu. Kau begitu anggun dengan paso doble dan tango namun dia? Liar.
            Tidak sadarkah engkau aku sungguh sangat mencintaimu. Aku menginginkan pernikahan sama seperti impianmu. Tadinya dia menolak, dia menginginkan nuansa merah di pernikahannya, betapa jelas liarnya dia. Aku bersikeras, pilihanku atau tidak sama sekali! Dia menyerah karena obsesinya.
            Dia bahkan tak sadar moment-moment kebersamaan kami hanyalah pelampiasan kekecewaanku akan berakhirnya hubungan kita, dan anehnya dia justru suka dan tergila-gila dengan caraku memperlakukannya.
            Dia bahkan tak menyadari betapa aku sangat memujamu, tak bisa lepas dari dirimu, bahkan bayanganmu. Aku selalu menyebut namamu di setiap hembusan nafasku,di  setiap klimaksku, di setiap kedekatan kami. Jahatkah aku? Kejamkah aku?
            Hari ini hari perayaan pesta pernikahan kami. Lihatlah betapa ini sangat sesuai impianmu. Mawar putih, krisant dan lili gunung, bungamu. Aku tak mengijinkannya mengambil bagian sedikitpun dalam pesta ini. Akulah yang memegang kendali. Aku akan terus memegang kendali, menyiksanya, bahkan dengan cara yang amat dia sukai. Akan kubuat dia begitu memujaku, tak melupakanku walau hanya satu menit dalam seharinya. Akan kubuat dia begitu tergantung padaku. Malam itu aku berhasil. Aku meraih kemenangan akan kita.
            Tahukah kau aku kemarin mengirimkanmu yukata, milikmu. Sebenarnya yukata yang dia pakai adalah tiruan dari yukata-mu. Dia menginginkan milikmu saat dia dengan lancang membuka lemariku, lemari khusus untukmu suatu saat nanti. Miliknya sangat murahan bila dibandingkan dengan dirimu. Aku ingin melihatmu mengenakan yukata itu lagi saat Hanami, apa itu mungkin?
            Pagi ini aku kehilangan jiwaku dengan kepergianmu dari dunia ini untuk selama-lamanya. Aku kosong. Karyawan hotel menemukanmu tak bernyawa di lantai kamar hotel. Tepat disebelah kamarku. Apa yang kau perbuat. Kau menelan AS2O3, racun yang mematikan walau kau menelannya hanya sekecil pasir. Kau memakai yukata itu. Kau berdandan sangat cantik tapi juga sangat pucat. Kau menyebarkan banyak  kelopak bunga mawar merah di seluruh lantai kamar, bunga yang kau benci.
            Aku tak tahu apa yang harus ku perbuat. Aku lupa cara menangis. Aku orang tanpa emosi saat ini, sejak kau meninggalkanku sendirian di dunia ini.

PS        :           Sang lelaki di temukan tewas , di tempat yang sama, dengan cara kematian yang sama, dengan pakaian pengantin pria tepat setahun peringatan kematian sang wanita.
                       

8 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Knpa smua komentny dhapus Naokiii???
    Apakah komentku juga nanti akan dhapus??

    BalasHapus
  4. Knpa smua komentny dhapus Naokiii???
    Apakah komentku juga nanti akan dhapus??

    BalasHapus
  5. iya...saia pun heran..kenapa semua komment di hapus ya??
    koment saia di posting yg lain juga di hapus,,kenapa sist naoki??

    BalasHapus
  6. kepencet ,,,
    yg punya blog lg kumat errorny,,,
    n lagi kumat bodohny,,,xixixi

    BalasHapus

mohon masukannya, kritik pun boleh

boleh,boleh,boleh...